Monday, September 16, 2013

Selamat Lulus ASI 1 Tahun!

katanya, 
hanya yang menyusui ekslusif full 6 bulan yang lulus S1 ASIX..
hanya yang menyusui ekslusif full 12 bulan yang lulus S2..
hanya yang menyusui sampai 2 tahun yang lulus S3..

tapi, ibu rasa kita berhak dapat ini ya, Rayyan sayang..
after all the hard things that we've been through...
God knows we're worth it... 

breastfeeding's never been easy, but it's always worth it..




Wednesday, May 8, 2013

Aku dan Alien Ini


Manusia kecil ini seperti makhluk asing.
Alien yang turun dari pesawat luar angkasanya, tidak memakai baju, penuh lendir, dan tidak datang dengan damai. Dia datang untuk mengacaukan hidupku, mengacaukan jadwal tidurku, jadwal mainku, jadwal mengejar cita-citaku. Dia mengacaukan semuanya, alien ini.
Dia tidak bisa berbicara dengan bahasaku. Mungkin di planetnya dulu, mereka berkomunikasi dengan cara menangis. Ada level tangisan yang berbeda untuk tiap-tiap perasaan yang berbeda juga. Ada tarikan tangis yang melengking dan memekakkan telinga atau tangisan sendu yang membuat pilu. Aku tak mengerti bahasanya.
Keras kepala, alien ini. Harus dituruti kemauannya. Tidak mengenal kata tidak, atau nanti, atau sabar, atau tunggu. Ah, bodoh juga jika aku berharap dia mengerti kata-kataku. Mungkin aku harus membalasnya dengan menangis juga.
Susah dimandiin alien ini. Tidak suka air sepertinya. Maunya dipeluk saja. Diberikan kesukaannya, yaitu payudara. Akhirnya aku benar-benar baru tahu kenapa Tuhan menciptakan dua gundukan berputing yang harus ditutupi BH ini. Untuk menenangkan alien ini.
Sangat berguna, Tuhan. Hebat ciptaan-Mu ini.
Lama-lama dia akan jarang menangis. Dia mulai mempelajari kebiasaanku. Hati-hati, dia cepat sekali menirukan apa saja yang kita ajarkan, dia akan menyerap semuanya. Pintar sekali, alien ini.
Kadang, aku sudah tidak menganggapnya alien lagi. Dia sangat baik padaku, tersenyum dan tertawa jika aku mengajaknya berbicara atau menyanyikannya lagu. Dia mulai suka suaraku, mencari jika aku tidak ada. Mungkin dia belum terlalu kenal mukaku, tapi bauku sudah dikenalnya dari dulu. Lengket sekali dalam ingatannya.
Membuatku kangen, alien ini. Ketika dia sudah bisa merangkak dan mulai berdiri sendiri. Tak ingin kugendong lagi. Payudaraku kalah pamor dengan mainan dan bunyi-bunyian dari TV. Dia mempelajari semuanya. Jangan lupakan, alien ini pintar sekali.
Makin lama, alien ini makin mirip aku. Apalagi kalau tertawa. Tapi ini bukan hasil pengamatanku. Kata suamiku begitu. Kalau aku yang melihatnya setiap hari, tidak pernah tahu apa kemiripanku. Yang aku tahu, alien ini bukan alien lagi yang aku kenal dulu. Sepertinya sudah lupa dengan pesawat luar angkasanya dan mulai merasa nyaman di tempat barunya, di duniaku. 
Dia berubah.
Dia berkembang.
Dia bertumbuh.
Makin banyak yang bisa dia tirukan.
Makin mirip manusia.
Tapi setelah kupikir lagi, tangisan adalah bahasaku juga. Bahasaku untuk berbicara pada hatiku. Bahasa yang membasahi pipiku. Bahasa yang mengangkat semua beban pikiranku. Termasuk beban ketika mendengar alien ini menangis terus.
Bahasa yang akhirnya mengingatkan bahwa aku dulu, juga seperti alien ini.


https://anastasiameira.wordpress.com/2012/09/01/aku-dan-alien-ini/

Thursday, April 25, 2013

cerita MPASI-ku.. edisi perdana


Puree Alpukat

Bahan :
  •        Alpukat Mentega matang
  •     Asip (40-60 ml)


Cara Buat :
  •             Kerok bagian kuning alpukat mentega (1/2 buah untuk 1 kali porsi makan)
  •         Blender / haluskan dengan saringan kawat
  •         Tambah asip
  •         Siap disantapp


Reaksi si bos :
Sukaaaa.. 

One day, Ibu.. I won't be this small..

time flies, my baby boy soon to be a 'lil brave-gorgeous-man

Thursday, April 18, 2013

My Boy.. My Beloved Boy..

day 1

First time I saw my son, I knew I was in love
Because he was the gift I got from somewhere up above
O wow, o yes, o joy, so joy right here in my arms
He looks at me, I can see he's showing all his charms
Can't remember what I do before I saw his face
But now he's here and I can feel his amazing grace

Watching him play, somehow reminds me of myself
Once upon a different time when I was someone else
O me, o my, I feel so high every single day
O yes, o lay, my lord yea yea watching my son play
First time he'd walk detours I step in to a chance
I took his hand and then we start it likes dance
The first dance was so fine that I never will forget
He held my hand so tightly that I had start dancing yet

My love, my boy, my son, my joy always keep your glow 
And know that love will be with you wherever you may go
And if something should fall apart somewhere down the line
Just tell me all about it and I will make it fine

I'd travel many roads before but somehow they were wrong
And sometime we find that life is just a simple song
Even the saddest songs ever human face
I will always keep my son in love's magic place


(my boy - Lisa Ono)

happy 7mos, boy..

Monday, September 3, 2012

Perjalanan Aldebaran


Perjalanan Aldebaran

Kisah awal Aldebaran bermula dari dua strip berwarna ping, hehe..
two stripey
kaget juga lihat strip itu, warna merah di garis keduanya aga samar, sempet gak pede, sampai Ibu coba di 2-3 tespek lainnya.. hehe Ayah juga Ibu paksa juga tes, hihi jelas aja yg keluar 1 strip yaa.. dari semua tespek yg di coba, hasilnya sama 2 garis,, yeeeayy..! deg-degan, bingung, g pede,  tapi exciting juga..


Ahirnya sekitar minggu ke 3-4 bulan Januari ketemu bu Dokter Prita untuk yang pertamakalinya setelah nikah.. taraaa, pas USG, there he/she is..! a little dot, 4 mingguan umur Aldebaran saat itu.. 
the little dot


Dua minggu kemudian ketemu bu Dokter Prita lagi, udah 6 minggu sekarang umur Aldebaran, makin besar, udah seukuran kacang tanah kali ya..
grow a day older

the little embryo
Sebulan kemudian, akhir Februari, udah mulai kelihatan bentuk aslinya Aldebaran, dari bentuk kepala sampai bakal calon kaki dan talu pusat.. alhamduliLLah smua normal, air ketuban cukup.. 

Ahir April, udah bisa bergerak-gerak lhooo tangan dan kakinya Aldebaran,, tapi Ibu ga ada hasil cetak USG nya,, hiiiks bu Dokter lupa cetak..

Pertengahan Mei,
Taraaaaaa ketauan deeeh kalau Aldebaran yang bakal lahir.. bentuk wajah udah mulai jelas kelihatan, jenis kelamin juga.. hehe kayanya bentuk hidung nya juga aga kebayang.. xixixix *tosss nak!
Kelihatan jg bentuk tulang punggung, ukuran lingkar kepala..
 
Awal juni,, kelihatan jg bentuk kaki Aldebaran..






Akhir Juni, saat nya 4D ketemu bu Dokter Sri,, yiiiieeeeeaayy.. bisa lihat wajahnya Aldebaran..
Bentuk idung beneran kaya’ Ibu,, hmm bibir mirip siapa yaa? Klo pipi cabi sih kaya Ayah yaaakk? :D
Aga ketutupan tali pusat jg siih wajahnya,, kayanya Aldebaran sibuk beresin tali pusat yaaa biar rapi keliatannya ga kusut? Heehe
yeaay.. idung kita sama :D

 Beberapa USG kemudian gak dikasih print out USG sama bu Dokter Prita, hehe gpp deeeh kan udah liat wajahnya.. 


bibirnya lagi manyunnn
Awal September, yipppi periksa lagi.. kali ini ketemu bu Dokter Titien.. jelaaaasss banget jelasinnya.. udah keliatan bentuk jejari tangan & kaki, ginjal, paru-paru & semua organ alhamduliLLah normal….. rambutnya jg keliatan lhooo.. daaann bu Dokter bilang “waaah hidungnya besaaaarr..” hihihi, gpp yaaa rejekinya juga nanti besar.. aamiiin... 

Bulan September ini insya Allah aldebaran lahir.. semoga aldebaran lahir dengan sehat, selamat & ga kurang suatu apapun dengan cara, waktu & tempat lahir yang terbaik menurut Allah.. aamiiin.. 

Monday, August 27, 2012

Rimba Amniotik -- Ku


Rimba Amniotik

Beberapa hari lagi sebelum kehadiranmu, atau bahkan beberapa jam?
Aku tak persis tahu.
Banyak yang ingin kuucapkan, tapi sepertinya kaulah yang sudah tahu.                                        
Sekian lama kita bernapas bersama, bergerak bersama, merasa bersama.                                       
Kau begitu dekat bahkan bersatu dengan tubuhku,                                                                          
tapi tetap saja, di sini aku menanti kehadiranmu.

Perjalananmu kelak hanyalah dari perutku menuju dekapanku.                                                      
Namun itulah perjalanan yang akan mengubah kita berdua.                                                        
Mengubah dunia.
Saat kau tiba, aku tak lagi menjadi manusia yang sama.                                                                   
Dan kau juga akan melihat dunia yang berbeda: terra firma.                                                             
Selapis kulit saja tabir yang membatasi kita, tapi sungguh berkuasa.

Kau datang, dengan segala kegenapanmu.                                                                                      
Kau datang, bahkan sudah dengan nama.                                                                                                  
 
Kau datang, dengan segala pelajaran dan kebijaksanaan.
                                                             
Aku memilihmu karena kita pernah sama-sama berjanji pada satu sama lain, lanjutmu lagi.                   
Saat kita berdua masih sama-sama ingat.                                                                                         
Saat kita berdua masih sama-sama di sisi lain dari koin ini.

Entah bagaimana harus aku mencintaimu.                                                                                       
Kau lebih seperti guru sekaligus sahabat.                                                                                      
Waktu kau tiba dalam bentuk mungil dan rapuh nanti, 
biarlah alam yang mengajarkanku untuk mencintaimu lagi dari nol.                                                                                                                                    

Seolah kita tak pernah bertemu sebelumnya, 
seolah kita tak pernah bercakap-cakap bagai dua manusia dewasa, 
karena dalam bahasa jiwa semua “seolah” yang kusebut barusan tiada guna.                           

Waktu, usia, dan perbedaan jasad kita, 
lagi-lagi hanyalah hadiah dari sisi koin di mana kita sekarang tinggal. 
Hadiah yang harus direngkuh dan diterima.

Sembilan bulan ini mereka bilang aku tengah mengandungmu.                                                           
Aku ingin bilang, mereka salah.                                                                                                 
Kamulah yang mengandungku.                                                                                                           

Seorang ibu yang mengandung anak di rahimnya 
sesungguhnya sedang berada dalam rahim yang lebih besar lagi.                                                                                                                                                  
Dalam rahim itu, sang ibu dibentuk dan ditempa.                                                                              
Embrio kecil itu mengemudikan hati, tubuh, dan hidupnya.

Terima kasih telah mengandungku;                                                                                       
menempatkanku dalam rimba amniotik 
di mana aku belajar ulang untuk mengapung bersama hidup,        
untuk berserah dan menerima apa pun yang kau persembahkan.                                                         
Kini dan nanti.                                                                                                                            
Manis, pahit, sakit, senang,                                                                                                                      
 
kau ajari aku untuk berenang bersama itu semua,                                                                           
sebagaimana kau tengah berenang dalam tubuhku 
dan merasakan apa yang kurasa,                                
mengecap apa yang kumakan,                                                                                                   
menghirup udara yang kuendus—tanpa bisa pilih-pilih.                                                                       
Kau terima semua yang kupersembahkan bagimu.

Terima kasih untuk perjalanan ini.                                                                                                  
Untuk pilihanmu datang melalui aku.                                                                                             
Untuk proses yang tak selalu mudah tapi selalu indah.

Aku tak sabar untuk mengenalmu lagi.
Lagi dan lagi. 

(Rimba Amniotik - Dewi Lestari)